Transkripsi pada Eukariotik
2. Enzim RNA Polymerase I, II, dan III
3. Faktor transkripsiumum dan khusus(TFTFIIB,D,E,F,H)
4. Promoter : TATA box (TATAAAA)
Mekanisme transkripsi pada eukariot pada
dasarnya menyerupai mekanisme pada prokariot.Namun, begitu banyaknya
polipeptida yang berkaitan dengan mesin transkripsi pada eukariot
menjadikan mekanisme tersebut jauh lebih kompleks daripada mekanisme
pada prokariot. Secara umum mekanisme transkripsi dimulai dari inisiasi,
elongasi dan terminasi. Tetapi pada eukariot terdapat tiga gen kelas
yang berperan dalam proses transkripsi, karena itu transkripsi harus
dilakukan pada masing-masing gen kelas tersebut.
Transkripsi gen Kelas II
Transkripsi gen kelas II dilakukan oleh
RNA polimerase II yang dibantu oleh beberapa faktor transkripsi umum.
Penyusunan kompleks faktor transkripsi umum dan RNA polimerase II pada
daerah promotor membentuk kompleks pra inisiasi yang akan segera
mengawali transkripsi jika ada nukleotida. Ikatan semacam ini membuat
daerah promotor menjadi terbuka sehingga RNA polimerase II dapat membaca
urutan DNA pada cetakan. Faktor transkripsi umum yang berperan dalam
mengarahkan RNA polimerase II kepromotor adalah TFIIA, TFIIB,
TFIID,TFIIE, TFIIF, TFIIH dan TFIIJ. Faktor-faktor transkripsi tersebut
akan menempel ke daerah promotor secara beratahap sebelum akhirnya
terbentuk kompleks pra inisiasi. Penempelan faktor transkripsi tersebut
terjadi dengan urutan (1) pertama-tama TFIID menempel pada bagian kotak
TATA pada promotor, yang dibantu oleh faktor TFIIA sehingga membentuk
kompleks DA. (2) kemudian diikuti oleh penempelan TFIIB, (3) TFIIF
selanjutnya menempel diikuti oleh penempelan RNA polimerase II, (4)
akhirnya faktor TFIIE akan menempel diikuti oleh TFIIH dan TFIIJ.
Kompleks pra inisiasi yang terbentuk disebut kompleks DABPolFEH.
Setelah terbentuk kompleks pra inisiasi
RNA polimerase II siap untuk melakukan proses transkripsi jika ada
nukleotida. Faktor transkripsi yang penting untuk mengawali inisiasi
proses transkripsi adalah TBP, TFIIB, TFIIF, dan RNA polimerase II tanpa
adanya TFIIE dan TFIIH, sebenarnya sudah dapat terjadi transkripsi
namun tidak sempurna. Pembentukan transkripsi yang tidak sempurna
tersebut menandakan telah terbentuknya kompleks inisisasi termasuk
terjadinya pembukaan DNA secara lokal dan pembentukan ikatan
pospodiester pertama. Dalam hal ini faktor TFIIE dan TFIIH tidak
diperlukan dalam proses inisiasi melainkan diperlukan dalam proses
pelepasan dari promotor yang menandai dimulainya transkripsi
(pemanjangan transkip) secara aktif. Pelepasan dari promotot tersebut
dikatalisis oleh aktifitas DNA helikase yang dimiliki oleh TFIIH
sehingga menyebabkan terbukanya DNA pada daerah promotor. Hal ini
dilakukan dengan cara memuntir DNA di daerah hilir dari bagian yang
berikatan dengan faktor transkripsi yang lain sehingga terbentuk
gelembung transkripsi. Pembentukan gelembung transkripsi memunkinkan RNA
polimerase untuk memulai transkripsi dan bergerak dari hilir sepanjang
10-12 nukleotida. Pergerakan RNA polimerase tersebut dibantu oleh
aktifitas TFIIH yang menyebabkan pemanjangan gelembung transkripsi.
Faktor TFIIH mempunyai banyak peranan
salah satunya adalah proses fosforilasi RNA polimerase II menjadi bentuk
IIO. TFIIH diketahui mempunyai aktifitas kinase CTD. Bentuk RNA
polimerase IIO inilah yang selanjutnya melakukan proses pemanjangan
transkripsi. Fosforilasi terjadi pada asam-asam amino pada bagian CTD
yang ada pada subunit RNA polimerase II yang paling besar. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa proses fosforilasi RNA polimerase II
menjadi inisiasi dan selanjutnya terjadi pemanjangan transkripsi.
fosforilasi pada RNA polimerase II menyebabkan terjadinya komfirmasi
kompleks inisiasi menjadi bentuk yang siap untuk melakukan pemanjangan
transkripsi. Pemanjangan transkripsi tersebut dapat terjadi karena
fosforilasi RNA polimerase II menyebabkan ikatan antara CTD dan TBP
menjadi lemah. Dengan adanya nukleotida maka kompleks pemanjangan
(elongation kompleks) dapat meneruskan pemanjangan transkrispi (RNA).
Proses pemanjangan transkripsi akan
berjalan sampai RNA polimerase II mencapai daerah terminator. Terminasi
transkripsi dapat terjadi karena adanya aktifitas fosfatase yang
spesifik untuk CTD sehingga mengembalikan RNA polimerase II menjadi
bentuk yang tidak mengalami fosoforilasi. Dalam keadaan tidak mengalami
fosforilasi RNA polimerase II dapat digunakan lagi untuk proses
transkripsi berikutnya.
Transkripsi gen klas IIINormal
Transkripsi
gen kelas III (gen tRNA dan 5S rRNA) dilakukan oleh RNA polimerase III
dibantu oleh sekelompok protein yang dikenal sebagai faktor transkripsi
TFIII yang meliputi; TFIIIA, TFIIIB, dan TFIIIC serta protein TBP.
Mekanise
transkripsi gen kelas III pertama-tama, faktor TFIIIC menempel pada
kotak A dan kotak B yang ada pada promotor internal. Penempelan TFIIIC
tersebut mendorong penempelan TFIIIB dan TBP pada daerah sebelah hulu
dari titik awal replikasi. Selanjutnya, RNA polimerase III menempel pada
daerah awal transkripsi dan siap memulai proses transkripsi. Pada saat
transkripsi dimulai RNA polimerase III menyebabkan TFIIIC terlepas dari
ikatannya dengan kotak A dan kotak B pada daerah promotor internal,
sementara TFIIIB tetap berada ditempatnya untuk memulai rangkaian proses
transkripsi berikutnya. Secara invitro kompleks ikatan TFIIIA, TFIIIB,
TFIIIC, dan RNA polimerase III tersebut dapat mendukung proses
transkripsi sampai kurang lebih 40 kali. Selama rangkaian proses
tersebut, RNA polimerase III akan berdisosiasi dan berasosiasi kembali
ke dalam kompleks protein setiap kali terjadi proses transkripsi. Sejauh
ini diketahui bahwa terminasi transkripsi gen kelas III terjadi pada
suatu daerah tertentu dan tidak melibatkan protein khusus.
RNA
Pol III terdapat di dalam nukleoplasma dan sekurang-kurangnya terdiri
atas 16 subunit yang berbeda.Enzim ini menyintesis prekursor tRNA, 5S
rRNA, serta berbagai snRNA dan RNA sitosolik. Transkrip pertama yang
dihasilkan dari gen-gen tRNA merupakan molekul prekursor yang akan
diproses menjadi RNA matang. Daerah kontrol transkripsi gen-gen tRNA
terletak di sebelah hilir tapak inisiasi transkripsi. Ada dua urutan
yang sangat konservatif di dalam gen tRNA, yaitu kotak A (5’-
TGGCNNAGTGG – 3’) dan kotak B (5’- GGTTCGANNCC – 3’). Kedua urutan ini
juga menyandi urutan penting di dalam tRNA sendiri, yang disebut dengan
kala D (D-loop) dan kala TΨC.Hal ini berarti bahwa urutan yang sangat
konservatif di dalam tRNA juga merupakan urutan promoter yang sangat
konservatif.
Dua
faktor pengikatan DNA yang kompleks telah diketahui memegang peranan
penting dalam inisiasi transkripsi tRNA oleh RNA Pol III TFIIIC
mengikat baik kotak A maupun kotak B di dalam promoter tRNA. Sementara
itu, TFIIIB mengikat daerah sejauh 50 pb ke arah hulu dari kotak A.
TFIIIB terdiri atas tiga subunit, yang salah satu di antaranya adalah
TBP, suatu faktor inisiasi umum yang diperlukan oleh ketiga RNA
polimerase. Subunit yang kedua dan ketiga masing-masing dinamakan BRF
dan B’’.Faktor TFIIIB tidak memiliki spesifisitas urutan sehingga tempat
pengikatannya bergantung kepada posisi pengikatan TFIIIC pada
DNA.TFIIIB memungkinkan RNA Pol III untuk melakukan inisiasi
transkripsi.Begitu TFIIIB terikat, TFIIIC dapat dikeluarkan tanpa
mempengaruhi transkripsi.Oleh karena itu, TFIIIC dapat dilihat sebagai
faktor perakitan untuk penempatan faktor inisiasi TFIIIB.
RNA
Pol III mentranskripsi gen 5S rRNA, yang merupakan satu-satunya subunit
rRNA yang ditranskripsi secara terpisah. Seperti halnya gen-gen rRNA
lainnya yang ditranskripsi oleh RNA Pol I, gen-gen 5S rRNA tersusun
secara tandem (berurutan) di dalam suatu rumpun gen. Pada manusia
terdapat suatu rumpun yang berisi sekitar 2.000 gen. Promoter gen 5S
rRNA mengandung daerah kontrol internal yang dinamakan kotak C. Letaknya
sekitar 81 hingga 99 pb ke arah hilir dari tapak inisiasi transkripsi.
Selain itu, terdapat juga kotak A yang berada pada posisi sekitar +50
hingga +65. Kotak C pada promoter 5S rRNA berperan sebagai tempat
pengikatan protein spesifik, yaitu TFIIIA.TFIIIA bekerja sebagai faktor
perakitan yang memungkinkan TFIIIC berinteraksi dengan promoter 5S rRNA.
Sementara itu, kotak A akan menstabilkan pengikatan TFIIIC sehingga
faktor ini berikatan dengan DNA pada posisi yang relatif sama dengan
posisi pengikatan pada promoter tRNA. Begitu TFIIIC terikat pada DNA,
TFIIIB dapat berinteraksi dengan kompleks pengikatan tersebut dan
memungkinkan RNA Pol III untuk melakukan inisiasi transkripsi.
Banyak
gen yang ditranskripsi oleh RNAs Pol III bergantung kepada urutan hulu
untuk regulasi transkripsinya. Beberapa promoter seperti U6 snRNA dan
gen-gen RNA kecil dari virus Epstein-Barr hanya menggunakan urutan
regulator yang letaknya di sebelah hulu dari tapak inisiasi
transkripsinya. Daerah penyandi U6 snRNA mempunyai sebuah kotak A yang
khas. Akan tetapi, urutan ini tidak diperlukan untuk transkripsi.Daerah
hulu pada U6 snRNA mengandung urutan khas promoter RNA Pol II, yang
meliputi kotak TATA pada posisi -30 hingga -23. Promoter ini juga
memiliki beberapa urutan di daerah hulu sebagai tempat pengikatan faktor
transkripsi lainnya seperti pada kebanyakan gen U RNA yang
ditranskripsi oleh RNA Pol II. Hal ini mendukung pendapat bahwa
faktor-faktor transkripsi umum dapat mengatur gen-gen yang ditranskripsi
baik oleh RNA Pol II maupun oleh RNA Pol III.
Terminasi
transkripsi oleh RNA Pol III nampaknya hanya memerlukan pengenalan
polimerase berupa urutan nukleotida sederhana.Urutan ini terdiri atas
sekelompok residu dA yang efisiensi terminasinya dipengaruhi oleh urutan
di sekitarnya. Urutan 5’- GCAAAAGC – 3’ merupakan sinyal terminasi yang
efisien untuk gen 5S rRNA pada Xenopus borealis.
Transkripsi
gen kelas I dilakukan oleh RNA polimerase I. proses transkripsi gen
kelas I juga dimulai dengan pembentukan kompleks pra inisiasi yang
dilakukan oleh RNA polimerase I dan dua faktor transkripsi yaitu SL1 dan
UBF (Upstream binding factor). SL1 merupakan faktor transkripsi yang
mempunyai spesifisitas untuk suatu species, artinya dapat membedakan
antara promotor gen pada manusia dan promotor gen pada hewan. Faktor SL1
diketahui berperan dalam penyusunan kompleks pra inisiasi RNA
polimerase 1.Spesifisitas SL1 terhadap suatu promotor dibantu oleh
elemen promotor utama (core promoter elemen).
Transkripsi
gen kelas I dimulai dari daerah promotor antara dan berakhir pada sisi
sebelah hulu promotor utama. Hal ini dimaksudkan untuk mengantarkan
molekul RNA polimerase I dalam jumlah besar kesisi inisiasi. Secara
rinci mekanisme inisiasi transkripsi gen kelas I sampai saat ini belum
diketahui secara jelas. Selain faktor SL1 inisiasi transkripsi gen kelas
I juga memerlukan faktor transkripsi UBF. Faktor UBF inilah yang
menempel pada daerah promotor gen rRNA secara langsung dan bukan RNA
polimerase I. hasil penelitian menunjukan bahwa faktor SL1 yang berasal
dari manusia tidak berikatan langsung pada DNA sedangkan SL1 yang
berasal dari mencit dapat menempel pada promotor gen rRNA mencit
sehingga faktor faktor transkripsi SL1 yang berasal dari manusia hanya
aktif terhadap promotor manusia sedangkan SL1 mencit juga aktif pada
promotor mencit. Sebaliknya, faktor transkripsi UBF yang berasal dari
manusia dapat menggantikan fungsi UBF dari mencit dan sebaliknya.
RNA
Pol I bertanggung jawab dalam sintesis rRNA secara terus-menerus selama
interfase. Sel manusia mengandung lima rumpun (cluster) gen penyandi
rRNA yang terdiri atas sekitar 40 salinan dan terletak pada
kromosom-kromosom yang berbeda. Masing-masing gen rRNA menghasilkan
transkrip 45S rRNA yang panjangnya lebih kurang 13.000 nukleotida (nt).
Transkrip ini akan terbagi menjadi sebuah 28S (5.000 nt), 18S (2.000
nt), dan 5,8S (160 nt) rRNA. Transkripsi salinan gen-gen rRNA secara
berkesinambungan diperlukan untuk mencukupi produksi rRNA yang
selanjutnya akan dikemas ke dalam ribosom.
Masing-masing
rumpun gen rRNA dikenal sebagai daerah pengatur nukleolar (nucleolar
organizer region) karena nukleolus mengandung kala (loop) DNA berukuran
besar yang sesuai dengan rumpun-rumpun gen tersebut. Setelah sebuah sel
dihasilkan dari mitosis, sintesis rRNA akan dimulai kembali dan nukleoli
yang kecil akan muncul pada lokasi kromosomal yang ditempati oleh
gen-gen rRNA. Selama sintesis rRNA berlangsung aktif, transkrip pra-rRNA
dikemas di sepanjang gen-gen rRNA dan jika divisualisasikan menggunakan
mikroskop elektron akan nampak sebagai ’struktur pohon natal’. Di dalam
struktur ini transkrip-transkrip RNA dikemas dengan rapat di sepanjang
molekul DNA dan masing-masing muncul tegak lurus dari DNA.Transkrip yang
pendek dapat dilihat pada bagian awal gen tersebut. Transkrip akan
makin bertambah panjang pada bagian-bagian berikutnya untuk kemudian
menghilang ketika mencapai ujung unit transkripsi.
Promoter-promoter
gen pra-rRNA pada mamalia mempunyai suatu daerah kontrol transkripsi
bipartit, yang terdiri atas elemen inti atau core element dan elemen
kontrol hulu atau upstream control element (UCE). Elemen inti meliputi
tapak awal transkripsi dan terbentang dari posisi -31 hingga +6, yang
merupakan urutan esensial untuk transkripsi. Sementara itu, UCE
mempunyai panjang sekitar 50 hingga 80 pb yang dimulai dari posisi -100.
UCE bertanggung jawab untuk peningkatan transkripsi sekitar 10 hingga
100 kali bila dibandingkan dengan laju transkripsi oleh elemen inti
saja.
UCE
akan berikatan dengan suatu protein spesifik pengikat DNA, yang disebut
dengan faktor pengikatan hulu atau upstream binding factor (UBF).
Selain dengan UCE, UBF juga berikatan dengan suatu urutan di sebelah
hulu elemen inti.Kedua urutan yang berikatan dengan UBF tersebut tidak
mempunyai kesamaan yang nyata.Sebuah molekul UBF diduga mengikat UCE,
sedangkan sebuah molekul UBF lainnya mengikat urutan yang kedua.
Selanjutnya, kedua molekul UBF akan saling berikatan melalui interaksi
protein-protein sehingga terbentuk struktur kala (loop) pada segmen DNA
di antara kedua tempat pengikatan tersebut.
Selain
UBF, terdapat faktor lain yang esensial untuk transkripsi RNA Pol I.
Faktor ini adalah faktor selektivitas atau selectivity factor (SL1),
yang akan berikatan dengan kompleks UBF-DNA dan kemudian
menstabilkannya. SL1 berinteraksi dengan bagian hilir elemen inti yang
bebas.Pengikatan kompleks UBF-DNA oleh SL1 memungkinkan RNA Pol I untuk
memasuki kompleks tersebut dan melakukan inisiasi transkripsi.
Saat
ini SL1 telah diketahui mengandung beberapa subunit, antara lain berupa
suatu protein yang dinamakan protein pengikat TATA atau TATA-binding
protein (TBP). TBP diperlukan untuk inisiasi ketiga RNA polimerase
eukariot, dan nampaknya merupakan faktor penting dalam transkripsi
eukariot.Ketiga subunit SL1 lainnya dikenal sebagai faktor-faktor yang
berasosiasi dengan TBP atau TBP-associated factors (TAFs), dan di antara
subunit tersebut yang diperlukan untuk transkripsi RNA Pol I dinamakan
TAF1s.
Pada
Acanthamoeba, suatu eukariot sederhana, terdapat elemen kontrol tunggal
di daerah promoter gen rRNA yang terletak sekitar 12 hingga 72 pb ke
arah hulu dari titik awal transkripsi. Tempat ini akan diikat oleh
faktor TIF-1, yang homolog dengan SL1. Dengan pengikatan ini RNA Pol I
akan dapat melakukan inisiasi transkripsi. Pada waktu RNA Pol I bergerak
di sepanjang molekul DNA, faktor TIF-1 tetap terikat pada tempat semula
sehingga memungkinkan terjadinya inisiasi transkripsi oleh RNA Pol I
yang lain, dan beberapa putaran transkripsi dapat berlangsung.Oleh
karena itu, mekanisme ini dapat dilihat sebagai sistem kontrol
transkripsi yang sangat sederhana. Di sisi lain, untuk vertebrata
nampaknya terdapat suatu UBF tambahan yang bertanggung jawab atas
pengikatan promoter oleh SL1 secara spesifik.
Terdapat 3 produk hasil transkripsi pada eukariot antara lain :
1.
RNA polimerase I (RNA Pol I) mentranskripsi sebagian besar gen rRNA.
Enzim ini terdapat di dalam nukleoli dan tidak sensitif terhadap
α-amanitin.
2.
RNA polimerase II (RNA Pol II) mentranskripsi semua gen penyandi
protein dan beberapa gen RNA nuklear kecil (snRNA). Enzim ini terdapat
di dalam nukleoplasma dan sangat sensitif terhadap α-amanitin.
3.
RNA polimerase III (RNA Pol III) mentranskripsi gen-gen tRNA, 5S rRNA,
U6 snRNA dan beberapa RNA kecil lainnya. Enzim ini terdapat di dalam
nukleoplasma dan agak sensitif terhadap α-amanitin.
Pada
prokariot proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir secara
serentak, artinya bahwa sebelum transkripsi selesai dilakukan translasi
sudah dapat dimulai. Hal ini dapat terjadi karena pada prokariot tidak
ada hambatan struktural sel karena semua komponen transkripsi dan
translasi terletak pada ruangan sitoplasma yang sama. Sebaliknya pada
eukariot transkripsi berlangsung di dalam nucleus sedangkan translasi
berlangsung di dalam sitoplasma dengan demikian translasi baru dapat
dijalankan jika proses transkripsi sudah selesai dilakukan. Jeda waktu
semacam ini disebut fase pasca transkripsi. Pada fase ini terjadi
beberapa proses yang unik pada eukariot antara lain (1) pemotongan dan
penyambungan RNA (RNA spilicing), (2) poliadenilasi (penambahan gugus poli-A pada ujung 3’ mRNA), (3) penambahan tudung (cap) pada ujung 5’ mRNA.
Gambar Proses Splicing RNA
Transkip mRNA pada eukariot juga mengalami pemrosesan dalam bentuk penambahan poliA
(rantai AMP) pada ujung 3’ sepanjang kurang lebih 200-250 nukleotida.
Penambahan poliA tersebut ditambahkan pasca-transkripsi karena tidak ada
bagian gen yang mengkode rangkaian A atau T semacam ini. Penambahan
tersebut dilakukan dengan menggunakan aktivitas enzim poli (A)
polimerase yang ada di dalam nucleus.Sebagian mRNA mengandung poliA,
kecuali mRNA histon.
Penambahan
poli A pada ujung 3’ meningkatkan stabilitas mRNA sehingga mRNA
mempunyai umur yang lebih panjang dibandingkan dengan mRNA yang tidak
mempunyai poliA. Selain itu juga ada bukti yang menunjukan bahwa
keberadaan poliA meningkatkan efisiensi translasi mRNA semacam itu.
Diketahui ada suatu protein, yaitu poly (A)-binding protein I, yang menempel pada poliA sehingga
meningkatkan efisiensi translasi. Bukti lain juga menegaskan bahwa mRNA
yang mempunyai poliA mempunyai kemungkinan yang lebih tinggi untuk
mengikat ribosom sehingga dapat meningkatkan efisiensi translasi
dibandingkan mRNA yang tidak mengalami poliadenilasi. Poliadenilasi
dilakukan pada precursor mRNA bahkan sebelum terjadi terminasi
transkripsi. Hal tersebut dilakukan dengan caramemotong precursor pada
bagian yang nantinya akan menjadi bagian mRNA yang matang, kemudian
dilanjutkan dengan menambahkan poliA pada ujung 3’ yang terbuka. Bagian
mRNA yang disintesis setelah selesai sisi poliadenilasi yang
selanjuutnya didegradasi.
Tempat dilakukan poliadenilasi dicirikan oleh sinyal poliadenilasi
pada gen mamalia. Sinyal tersebut terdiri dari rangkaian nukleotida
AATAAA yang diikuti oleh sekitar 20 nukleotida yang kaya akan residu GT
serta diikuti oleh motif yang kaya akan T. Transkip mRNA pada tanaman
dan khamir juga mengalami poliadenilasi tetapi sinyal poliadenilasinya
berbeda dari yang ada pada mamalia karena ada variasi pada sekuens
AATAAA. Pada khamir, jarang sekali ada motif AATAAA yang ditemukan.
Sejak
tahun 1974, para peneliti telah menemukan bahwa jasad eukariot
mengalami metilasi (penambahan gugus metil) yang sebagian besar
terakumulasi pada ujung 5’ mRNA.Stuktur ini kemudian dikenal sebagai
tudung mRNA (mRNA cap).Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh
Yasuhiro Furuichi dan Kin-Ichiro Miura menunjukan bahwa tudung mRNA
tersebut berupa molekul 7-metilguanosin (m7G).tudung mRNA
tersebut disintesis dalam beberapa tahapan. Yang pertama, enzim RNA
trifosfatase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA, kemudian enzim
guanili transferase memotong gugus fosfat pada ujung pre mRNA.Kemudian
enzim guanili transferase menambahkan GMP (guanosin fosfat).Selanjutnya,
enzim metil transferase melakukan metilasi tudung guanosin pada N7
dan gugus 2’-O metil pada nukleotida ujung tudung tersebut. Proses
penambahan tudung tersebut berlangsung pada tahapan awal transkripsi
sebelum transkrip mencapai panjang 30 nukleotida.
Tudung
mRNA mempunyai empat macam fungsi, yaitu: (1) melindungi mRNA dari
degradasi. (2) meningkatkan efisiensi translasi mRNA, (3) meningkatkan
pengangkutan mRNA dan nucleus ke sitoplasma dan (4) meningkatkan
efisiensi proses spilicing mRNA. Tudung m7G berikatan dengan
mRNA melalui ikatan trifosfat.Tudung tersebut juga meningkatkan
efisiensi translasi karena ribosom dapat mengakses mRNA melalui suatu
protein yang menempel pada tudung. Dengan demikian, jika tidak ada
tudung, maka protein yang melekat pada tudung tidak akan menempel. Hal
itu akhirnya akan mengurangi kemungkinan ribosom untuk menempel dan
melakukan translasi.
Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
BalasHapusSITUS GAME KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
dengan kemungkinan menang sangat besar.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
• AduQ
• BandarQ
• Capsa
• Domino99
• Poker
• Bandarpoker.
• Sakong
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• FaceBook : @TaipanQQinfo
• WA :+62 813 8217 0873
• BB : D60E4A61
Come & Join Us!!